BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pemahaman Instrumentasi dan Pengukuran
Yang dimaksud dengan Instrumentasi
adalah peralatan atau perlengkapan yang digunakan untuk mendukung proses
pengukuran besaran besaran listrik baik arus searah maupun bolak balik, adapun
pengertian dari Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan /
mengetahui hasil perbandingan antara suatu
besaran / ukuran yang ingin diketahui dengan standar yang
dipakai.
Fungsi penting dari alat ukur baik
alat ukur listrik maupun mekanik adalah untuk
mengetahui nilai yang telah ditentukan
sebagai batasan laik atau tidaknya peralatan / jaringan akan dioperasikan..
Ketelitian hasil ukur
ditentukan oleh 2 ( dua ) hal, yaitu :
- Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk pengukuran pada pemeliharaan kubikel.
- Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara lain, umur alat ukur yang memang sudah melebihi yang direncanakan sehingga mengalami kerusakan atau sumber listrik yang harusnya terpasang dengan kondisi tertentu, sudah tidak memenuhi seperti yang dipersyaratkan
- Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara yang benar, sehingga terjadi kesalahan pemakaian atau cara membaca skala salah padahal alat ukur pada kondisi yang baik.
Alat ukur yang dimaksud
disini selain merupakan alat yang menghasilkan nilai dengan satuan listrik maupun mekanik, ada alat yang hanya
menunjukkan indikasi benar atau tidaknya suatu rangkaian / sirkit. Alat seperti ini
disebut dengan indikator.
1.2. Syarat-Syarat Alat ukur Listrik
- Alat ukur tidak boleh membebani / mempengaruhi yang diukur atau disebut mempunyai impedansi masuk yang besar.
- Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan precision error yang tinggi)
- Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input signal yang sekecil-kecilnya sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang kecil.
- Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan yang tidak dikehendaki.
- Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala dan alat penunjuknya serta piranti untuk menghindari kesalahan paralatan.
- Kemantapan (reliabilitas) alat yang tinggi, yaitu alat yang dapat dipercaya kebenarannya untuk jangka waktu yang lama.
1.3. Kesalahan Pada Pengukuran
1.3.1. Kesalahan sistem (systematic error)
disebut pula kesalahan tetap :
• Kesalahan
kalibrasi, yaitu pada waktu peneraan semula, sehingga harga skalanya tidak
benar atau karena suatu hal misal temperatur, kelembaban yang tidak sesuai
dengan kondisi di kala peneraan
• Kesalahan
manusia (human error), yaitu si pengukur dapat menyebabkan kesalahan tertentu,
misalnya adanya paralak, optimisme atau pasimisme. Hal ini dapat ditanggulangi
dengan pengukuran ulang atau pengukur yang lain
• Experimental
error, yaitu kesalahan yang diakibatkan karena cara pengukuran yang salah
• Kesalahan teknik
(error of technique), yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh adanya bagian alat
ukur yang bekerja tidak semestinya
• Kesalahan
statistik (random error), kesalahan ini disebabkan karena sesuatu hal yang
tidak diketahui dari luar dan timbulnya tidak menentu. Karena sumbernya tidak
diketahui, maka kesalahan jenis ini tidak dapat dihilangkan dan hanya dapat diperkirakan
dengan cara statistic
1.3.2.
Kesalahan karena salah (illegitimate error)
Kesalahan
ini adalah memang bersifat kesalahan dan sumbernya dapat diketahui :
• Blunder : yaitu
kesalahan yang bodoh dan sebetulnya tidak perlu terjadi
• Computational
error : yaitu kesalahan dalam cara menghitungnya
• Chaotic error :
yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh karena adanya gangguan keadaan atau
sarana / prasarana pengukuran misalnya gangguan listrik, halilintar, getaran
yang keras dan lain-lain dan cara mengatasinya adalah mengisolir alat ukur
terhadap gangguan
1.4.
Macam-Macam Alat Ukur dan Penggunanya
1.4.1. Menurut macam arus :
-
Arus
searah
-
Arus
bolak balik
-
Arus
searah dan arus bolak balik
1.4.2. Menurut tipe / jenis
- Tipe Jarum Petunjuk
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca
adalah yang ditunjuk oleh jarum petunjuk, harga tersebut adalah harga sesaat
pada waktu meter tersebut dialiri arus listrik
- Tipe Recorder
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga yang
ditulis / dicatat pada kertas, pencatat ini dilakukan secara otomatis dan terus
menerus selama meter tersebut dialiri arus listrik.
- Tipe Integrator
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga dari
hasil penjumlahan yang dicatat pada selang waktu tertentu selama alat tersebut
digunakan
- Digital
Harga / nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga sesaat
1.5. Ketelitian Pengukuran
Ketelitian hasil ukur ditentukan oleh 2 ( dua
) hal, yaitu :
- Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk pengukuran pada pemeliharaan kubikel. Ketelitian alat ukur dapat berkurang disebabkan antara lain, umur alat ukur yang memang sudah melebihi yang direncanakan sehingga mengalami kerusakan atau sumber listrik yang harusnya terpasang dengan kondisi tertentu, sudah tidak memenuhi seperti yang dipersyaratkan.
- Operator atau pengguna alat ukur tidak memahami cara yang benar, sehingga terjadi kesalahan pemakaian atau cara membaca skala salah padahal alat ukur pada kondisi yang baik.
1.6. Cara Pengukuran
Untuk mengetahui dan bagaimana memilih alat ukur yang akan
dipergunakan sesuai dengan kebutuhan dilapangan, berikut dijelaskan tentang
cara pembacaan dan pengertian
simbol-simbol maupun kode non teknis yang terdapat pada alat ukur.
1.6.1.
Posisi pembacaan
Pembacaan harga pada alat ukur secara cermat harus
dilakukan dengan melihat tepat diatas jarum penunjuk. Dengan demikian dibaca
harga pada garis skala yang tertulis tepat dibawah runcing jarum.
Bila tidak melihat tepat diatas penunjuk akan terbaca harga sebelah
kiri atau disebelah kanan dari garis sebenarnya, kesalahan ini disebut paralaks.
Untuk menghindari paralaks tersebut runcing jarum dari alat cermat
dibuat berupa sayap tipis dan dipasang
cermin kecil dibawah runcing jarum skala. Dalam posisi baca yang benar,
maka jarum runcing dan bayangannya pada cermin harus tepat satu garis tipis.
Contoh cara membaca skala pada alat
ukur :
Ditelusuri mulai dari garis yang ada
angka sampai garis yang ada angka
berikutnya, kemudian ditelusuri tersebut adalah garis yang tidak ada angkanya
dan jarum tersebut dibaca/ antara angka yang telah ditentukan tersebut.
1.6.1.
Simbol-simbol alat ukur
1.6.2.1. Menurut prinsip kerja :
- Besi putar, tanda ( S )
Besi Putar |
Prinsip kerja : gaya
elektromagnetik pada suatu inti besi dalam suatu medan magnet. (kumparan tetap, besi yang
berputar) penggunaan pada rangkaian AC/DC
- Kumparan putar, tanda (M)
Kumparan Putar |
Prinsip kerja : gaya elektromagnetik antar medan magnet suatu tetap dan arus (kumparan
berputar magnit tetap), pengunaan pada rangkaian DC, alat ukur yang menggunakan
sistem ini VA/Ω.
- Elektrodinamik, tanda (D)
Prinsip kerja: gaya elektromagnetik antar
arus-arus. (kumparan tetap & kumparan berputar),
pemakaian pada rangkaian AC/DC, alat yang menggunakan system ini V / A / W / F.
- Induksi, tanda (I)
Prinsip kerja : gaya elektromagnetik
yang ditimbulkan oleh medan magnit bolak-balik
dan arus yang terimbas oleh medan
magnet, (arus induksi dalam hantaran).
- Kawat panas
Prinsip kerja : gerakan jarum diakibatkan oleh pemuaian panas dan
tarikan pegas, (pemakaian pada rangkaian AC/DC, alat yang menggunakan sistem
ini A/V.
1.6.2.2. Menurut sumber tegangan :
=
|
Pengukuran untuk kebesaran-kebesaran arus searah
|
DC
|
~
|
Pengukur untuk kebesaran arus
bolak-balik
|
AC
|
=
~
|
Pengukur untuk
kebesaran arus searah dan bolak-balik
|
DC/AC
|
3~
|
Pengukur phasa
tiga
|
AC 3
|
1.6.2.3. Menurut tegangan pengujiannya :
Tegangan
uji 2 kv
Tegangan uji 3 kv
1.6. KELAS KETELITIAN
Salah satu sifat yang sangat diperlukan pada alat ukur listrik ialah
ketelitian/kecermatan.
Tergantung dari besar kecilnya ketelitian tersebut alat-alat ukur
dibagi menjadi :
•
Alat
cermat atau alat presisi (< 0,5%).
•
Alat kerja (± 1 ÷ 2 %).
•
Alat ukur kasa (> 3 %).
Ketelitian alat ukur tegantung dari besar atau kecilnya
salah ukur pada alat tersebut dan dinyatakan dalam prosen. Jika sebuah ampere diumpamakan mengukur paling tinggi 5
ampere dan alat tersebut mempunyai kecermatan + 5%, berarti angka maximum yang
ditujukan ampere meter tersebut 5% lebih tinggi dari yang sebebnarnya. Jadi
pada pengukuran 5 ampere harga sebenarnya, adalah :
5
– (5% x 5) = 4,75 ampere
1.7.1. Alat
cermat / alat persisi
Alat ukur yang mempunyai salah ukur dibawah 0,5% termasuk golongan
alat ccermat / alat persisi. Alat ukur ini sangat mahal harganya dan hanya
dipakai untuk pekerjaan yang memerlukan kecermatan yang tinggi, umpamanya
dilaboraturium.
Alat ukur ermat/alat persisi dibuat dlam bentuk
transfortable dan untuk menjaga terhadap perlakuan-perlakuan yang kasar, maka
alat tesebut dimasukan dalam peti/kotak dan dibuat dalam bentuk dan rupa yang
bagus sekali, yang tujuannya untuk memperingatkan sipemakai bahwa alat yang
tersimpan dalam kotak yang bagus tersebut adalah alat berharga dan harus
diperlakukan secara hati-hati.
1.7.2. Alat kerja :
Alat ukur dengan kesalahan
ukur diatas 0,5% termasuk golongan alat kerja. Untuk alat ukur kerja yang
mempunyai kesalahan ukur ± 1 – ± 2 % juga dibuat dalam bentuk transportable dan
dipakai dibengkel-bengkel, pabrik-pabrik dan lain-lain.
Untuk alat kerja dengan
kesalahan ukur ± 2 -3 % dipakai untuk pengukuran pada papan penghubung baik
dipusat-pusat tenaga listrik, pabrik-pabrik dan lain-lain.
1.7.3. Alat Ukur Kasar :
Alat ukur yang mempunyai
kesalahan ukur > 3% termasuk golongan alat kasar dan hanya digunakan sebgai
petunjuk umpama arah aliran untuk melihat apakah accumulator dari sebuah mobil
yang sedang diisi atau dikosongkan.
Pada beberapa alat ukur yang akan ditempatkan pada
panel-panel maka untuk mengurangi kesalahan membaca karena paralaks, jarum
petunjuk dan skala pembacaan ditempatkan pada bidang-bidang yang sama seperti
yang diperlihatkan dalam gambar (b).
1.7.4.. BATAS UKUR
Setiap alat ukur mempunyai batas ukur tertentu, yang
artinya alat ukur tersebut hanya mampu mengukur sampai harga maksimal tertentu dimana
jarum petunjuk akan menyimpang penuh sampai pada batas maksimal dari skala.
Alat-alat ukur
yang terpasang tetap pada panel pada umumnya mempunyai satu macam batas ukur
saja dikarenakan besaran yang akan diukur nilainya tidak akan berubah dari
nilai yang ada pada batas ukur meter tersebut, sedangkan alat ukur kerja
menyediakan beberapa pilihan batas ukur, karena besaran yang akan diukur belum
diketahui sebelumnya.
Cara merubah batas ukur dilakukan dengan menambah atau mengurangi tahanan dari resistor sebelum
besaran listrik masuk ke komponen utama alat ukur dengan perbandingan
nilai tertentu terhadap nilai tahanan alat ukur, sehingga besaran sebenarnya
yang masuk pada komponen utama alat ukur tetap pada batas semula.
Perubahan batas ukur arus dilakukan dengan cara memasang secara paralel Resistor, sehingga arus yang
terukur dibagi dengan perbandingan
tertentu antara yang melewati resistor
dan yang melewati komponen utama alat ukur. Semakin kecil nilai resistor , maka
batas ukur menjadi lebih besar.
Sedangkan untuk merubah batas ukur tegangan
dilakukan dengan cara memasang secara seri resistor, sehingga nilai
tegangan sebelum masuk ke dalam alat ukur dapat lebih besar .
Semakin besar nilai resistor,
maka batas ukur menjadi semakin besar.
Batas ukur yang dipilih
Petunjuk jarum petunjuk pada
angka 7. skala maksimum 10. seandainya kita tentukan batas ukur pada angka 5
maka harga sebenarnya yang ditunjuk oleh angka 7 adalah sebagai berikut
:
Hs = harga sebenarnya .
BU = batas ukur.
P = penunjuk jarum.
SM = skala maksimum
1.7.5.
POSISI PENGOPERASIAN
Di pasang dengan posisi tegak.
Di pasang dengan posisi miring 60o
1.7.6. PRINSIP KERJA ALAT UKUR
Prinsip
kerja yang paling banyak dari alat – alat ukur tersebut adalah :
•
Kwh dan kvarh meter :
sistem induksi
•
Kw / kva maksimum meter : sistem elektro dinamis
•
Volt meter : sistem elektro magnit, kumparan
putar, besi putar
•
Amper meter :
sistem elektro magnit, kumparan putar
1.7.7.
Prinsip kerja besi putar
Alat ukur dengan prinsip kerja besi putar atau disebut
juga sistem elektro magnet adalah sesuatu alat ukur yang mempunyai kumparan
tetap dan besi yang berputar. Bila sebuah kumparan dan didalamnya terdapat besi, maka
besi tersebut akan menjadi magnet. Jika di dalam kumparan tersebut diletakkan
dua batang besi maka kedua-duanya akan menjadi magnet sehingga kedua batang
besi tersebut akan saling tolak menolak, karena ujung-ujung kedua batang besi
tersebut mempunyai kutup yang senama.
Prinsip kerja tersebut diterapkan pada sistem elektro
magnit dengan mengganti besi tersebut
dengan 2 buah plat besi yang satu dipasang tetap (diam) sedang yang lain
bergerak dan dihubungkan dengan jarum petunjuk.
Arus yang diukur melalui kumparan yang tetap dan
menyebabkan terjadinya medan
magnet. Potongan besi
ditempatkan dimedan magnet, magnet tersebut dan menerima gaya elektromagnetis.
Alat ukur dengan tipe besi putar ini adalah sederhana dan kuat dalam
konstruksi, murah dan dengan demikian mendapatkan penggunaan-penggunaan yang
sangat besar, sebagai alat pengukur untuk arus dan tegangan pada
frekwensi-frekwensi yang dipakai pada jaring-jaring distribusi yang didapat
dikota-kota.Suatu keuntungan lain bahwa
alat pengukur ini dapat pula dibuat sebagai alat pengukur yang mempunyai sudut
yang sangat besar.
1.7.8.
Prinsip kerja kumparan putar
Alat ukur sistem kumparan putar ini adalah alat ukur
yang mempunyai kutub magnet permanent dan kumparan yang berputar. Besi magnet adalah permanent berbentuk kaki kuda yang
pada kutub-kutubnya dilengkapi dengan
lapis-lapis kutub, dan di dalam lapang magnetis antara lapisan kutub tersebut
dipasangkan sebuah kumparan yang dapat berkeliling poros.
Arus yang dialirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur penting yang dipakai untuk kumparan bermacam arus, tidak hanya untuk arus searah, akan tetapi dengan alat pertolongan lainnya, dapat pula dipakai untuk arus bolak-balik.
Pemakaian dari alat ukur kumparan putar adalah sangat luas, mulai dari alat-alat ukur yang ada dilaboraturium sampai pada alat ukur didalam pusat-pusat pembangkit listrik. Pada gambar berikut ini diperlihatkan adanya magnet yang permanen (1), yang mempunyai kutub-kutub (2), dan diantara kutub-kutub tersebut ditempatkan suatu silinder inti besi (3). Penempatan silinder initi besi (3), tersebut diatas ini, diantara kedua kutub magnet, utara dan selatan, akan menyebabkan bahwa, dicelah udara antara kutub-kutub magnet dan silinder inti besi akan berbentuk medan magnet yang rata, yang masuk melalui kutub-kutub tersebut. Kedalam silinder, secara radial sesuai dengan arah-arah panah. Dalam selah udara ini ditempatkan kumparan putar (4), yang dapat berputar melalui sumbu (8). Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu gaya elektromagnetis f yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar sebgai hasil interaksi antar arus dan medan magnit.
Arah dari gaya f dapat ditentukan menurut ketentuan tangan dari fleming (lihat gambar berikutnya)
1.7.7.
Sistem induksi
Alat ukur dengan sistem
induksi atau dikenal dengan system Ferraris ini mempunyai prinsip kerja sebagai berikut :
Bila didalam medan magnet dengan garis gaya magnet
dengan arah yang berputar, dipasang sebuah tromol yang berbentuk silinder,
tromol tersebut akan turut berputar menurut arah putaran garis-garis gaya
magnet tadi, medan magnet ini dinamakan alat ukur medan putar atau alat ukur
induksi, bisa juga disebut alat ukur
Ferraris.
Untuk membangkitkan medan putar dibuatlah konstruksi dari alat dynamo yang berbentuk bulat dan dilengkapi dengan 4 buah lapisan kutub (lihat gambar) kutub A dan C kumparannya tersambung serrie, demikian pula kutub B dan D.
Gambar tengah menunjukan arah Ф1dan Ф2 dalam ruangan A, B, C, D, kedua medan itu dilukiskan sebagai vektoris Ф1dan Ф2 pada suatu periode penuh. Dari
gambar tersebut tampak jelas bahwa medan
magnet total mempunyai arah yang berputar pada poros (a) dengan kecepatan sama
dengan arus bolak balik dinding tromol aluminium terpotong. Oleh garis gaya dari medan putar sehingga
dalam tromol terbangkit tegangan dan arus induksi atau arus pusar.
Menurut hukum
LENZ aliran induksi dengan arah sedemikian rupa sehingga selalu melawan
penyebabnya, karena induksi itu dibangkitkan oleh pemotong garis-garis gaya yang berputar, maka
tromol aluminium akan berputar dengan arah yang sama dengan arah putaran
garis-garis gaya
tersebut. Pada alat ukur jarum putaran tromol ditahan oleh pegas
spiral, sehingga putarannya pada jarak tertentu sesuai dengan garis skalanya. Oleh karena sistem induksi ini bekerja dengan medan putar yang
dibangkitkan oleh arus bolak-balik, maka jika tanpa alat Bantu atau alat
tambahan lainnya maka alat ukur ini hanya dipergunakan pada sumber arus
bolak-balik saja.
1.7.7.
Sistem elektro dinamis
Alat ukur elektro dinamis
adalah alat ukur yang mempunyai kumparan tetap dan kumparan putar. Sistem kerjanya sama dengan
sistem kumparan berputar tetapi magnet tetap diganti dengan magnet listrik. Berdasarkan kaidah tangan kanan
pada gambar–a jarum akan menyimpang kekanan, bila arus dibalik arahnya pada
gambar–b maka jarum akan tetap menyimpang kekanan. Baik arah arus
berganti-ganti arah jarum tetap menyimpang ke satu arah.
Alat ukur tipe elektrodinamis ini, dapat dipergunakan
untuk arus bolak-balik, atau arus searah, dan dapat dibuat dengan persisi yang
baik, dan telah pula banyak dipergunakan dimasa –masa yang lalu. Akan tetapi
pemakaian daya sendirinya tinggi, sedangkan alat ukur prinsip yang lain telah
dapat pula dibuat dengan persisi tinggi, maka pada saat ini alat ukur
elektrodinamis kurang sekali dipergunakan sebagai alat ukut ampere maupun volt,
akan tetapi penggunaannya masih sangat luas sebgai alat pengukur daya atau
lazim disebut pengukur watt.
Seperti diperlihatkan dalam gambar
diatas suatu kumparan putar M
ditempatkan diantara kumparan-kumparan putar F1 dan F2. bila arus i1
melalui kumparan yang tetap dan arus i2 melalui kumparan yang
berputar, maka kepada kumparan yang berputar akan dikenakan gaya elektromagnetis, yang berbanding lurus
dengan hasil kali dari i1 dan i2. Misalkan sekarang,
bahwa kumparan yang berputar terdapat dalam medan magnet hampir-hampir rata yang
dihasilkan oleh kumparan-kumparan tetap.
1.7.7.
Prinsip kawat panas
Jika sepotong kawat logam dialiri arus listrik yang cukup besar,
kawat tersebut akan menjadi panas, oleh sebab itu akan memuai (menjadi lebih
panjang). Pemuaian tersebut digunakan untuk mengerakkan jarum petunjuk. Pada
gambar berikut terlihat sepotong kawat logam campuran dari logam platina dan
iridium yang direntangkan pada A-B, pada waktu tiada arus ( I = 0 ) jarum
petunjuk tepat ditengah-tengah (angka 0). Jika kita alirkan arus searah dari A
ke B sehingga kawat A – B menjadi memuai dan lebih panjang, ternyata jarum
tidak menunjuk 0, tetapi menyimpang kearah kanan. Hal ini disebabkan karena kawat A – B menjadi lebih panjang dan
ditarik oleh pegas sehingga memutar poros jarum. Baik arus searah tersebut mengalir dari A – B maupun dari B ke A
jarum tetap menyimpang kearah kanan (
lihat gambar bawah).
Kesimpulan :
Prinsip ini dapat dipakai untuk searah dan bolak-balik.
Gambar - kawat
panas
Keterangan :
A & B = baut terminal m
= kawat penarik
C =
tempat pengikat
n = tali penarik
D = ikatan tali
x = kawat panas
P = pegas
a = poros
penggulung
1.7.7.
Alat ukur sistem elektronik
Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
khususnya dalam bidang elektronik tak tertinggal pula kesertaan dari pada
alat-alat ukur elektronik, pada laboraturium dan industri-industri banyak
menggunakan alat ukur tipe ini, karena memerlukan kecermatan dalam petunjukan,
untuk harga relative mahal dibandingkan dengan alat ukur yang bukan elektronik,
pada umumnya alat ukur elektronik adalah digital, karena penunjukannya berupa
nilai angka, maka penggunaan dalam pembacaan sangat sederhana, mudah dicerna.
Keuntungan alat
ukur elektronik :
- Portable
- Kecermatan tinggi mencapai factor kesalahan 0,1 – 0,5 %
- Kedudukan atau posisi alat ukur tidak mempengaruhi penunjukan.
Kelemahannya.
- Dapat dipengaruhi oleh temperature ruangan
yang tingg
- Tidak boleh ditempatkan pada ruangan yang lembab /
basah
- Harga relative mahal
1.
PENGGUNAAN ALAT UKUR
Penggunaan alat ukur listrik yang dimaksud disini adalah
penggunaan alat ukur yang biasa dan umum digunakan pada jaringan listrik PLN.
2.1. Menurut sifat penggunaannya
•
Portable
Alat ini mudah dipergunakan dan dibawa pergi kemana-mana
sesuai kehendak hati kita dalam pengukuran.
•
Papan hubung/panel
Alat ini dipasang pada panel secara permanent atau
tempat-tempat tertentu, sehingga tidak dapat dibawa pergi untuk mengukur
ditempat lain.
2.2 Menurut besaran yang
diukur
Nama Alat Ukur
|
Besaran yang diukur
|
Tanda Satuan
|
Rangkaian
Penggunaan
|
Keterangan
|
Amper Meter
Volt Meter
Watt Meter
Kwh Meter
Kvarh Meter
Frekwensi
|
Arus
Tegangan
Daya
Energi
Energi
Getaran/detik
|
A
E
W
Kwh
Kvarh
Hz
|
AC & DC
AC & DC
AC & DC
AC & DC
AC & DC
AC
|
U
R
I.R
U.R
U.I.t cosφ
U.I.t
U.I.t cosφ
U.I.t
U.I.t sinφ
-
|
2.1.
Menurut pengawatanny
1. Ampere-meter .
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui besarnya
arus/aliran listrik baik berupa :
-
Arus
listrik yang diproduksi mesin pembangkit
-
Arus
listrik yang didistribusikan ke jaringan distribusi
Cara penyambungan dari ampere
meter adalah dengan menghubungkan seri dengan sumber daya listrik (power
source).
2. Volt-meter Meter .
Alat ukur ini digunakan untuk
mengetahui besarnya tegangan
Cara penyambungan dari Volt-meter adalah dengan
menghubungkan parallel dengan sumber daya lsitrik (power source ).
3. Cosphi meter (Cos φ).
Alat ini digunakan untuk mengetahui, besarnya factor
kerja (power factor) yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Cara
penyambungan adalah tidak berbeda dengan watt meter sebagaiman gambar dibawah
ini :
Cos phi meter banyak digunakan dan terpasang pada :
·
Panel pengukuran mesin
pembangkit
·
Panel gardu hubung gardu induk
·
Alat
pengujian, alat penerangan, dan lain-lain.
4. Frekwensi Meter
Frekwensi meter digunakan untuk mengetahui frekwensi
(berulang) gelombang sinusoidal arus bolak-balik yang merupakan jumlah siklus
sinusoidal tersebut perdetiknya (cycle /second).
Cara penyambungannya adalah sebagai berikut :
Frekwensi meter mempunyai peranan cukup penting khususnya
dalam mensinkronisasikan (memparalelkan) 2 unit mesin pembangkit dan stabilnya
frekwensi merupakan petunjuk kestabilan mesin pembangkit.
5. Watt Meter
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya
aktif). Pada watt meter terdapat spoel/belitan arus dan spoel / belitan
tegangan, sehingga cara penyambungan watt pada umumnya merupakan kombinasi cara
penyambungan volt meter dan ampere meter sebagaimana pada gambar dibawah
ini :
Jenis lain dari watt meter berdasarkan besarannya
adalah :
·
KW
– meter (kilo watt meter)
·
MW –
meter (mega watt meter)
6. KWH – Meter
Kwh meter digunakan untuk mengukur energi arus bolak
balik, merupakan alat ukur yang sangat penting, untuk Kwh yang diproduksi,
disalurkan ataupun Kwh yang dipakai konsumen-konsumen listrik. Alat ukur ini sangat popular dikalangan masyarakat umum,
karena banyak terpasang pada rumah-rumah penduduk (konsumen listrik A) dan
menentukan besar kecilnya rekening listrik si pemakai. Mengingat sangat pentingnya arti kwh meter ini baik bagi
PLN ataupun sipemakai, maka agar diperhatikan benar cara penyambungan alat ukur
ini.
Gambar penyambungan adalah
sebagai berikut :
7. Megger
Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari
alat-alat listrik maupun instalasi-intalasi, output dari alat ukur ini umumnya
adalah tegangan tinggi arus searah, yang diputar oleh tangan. Besar tegangan tersebut pada umunya adalah : 500, 1000, 2000 atau 5000 volt dan batas
pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 meter ohm dan 5 sampai 5000 meter ohm dan lain-lain sesuai
dengan sumber tegangan dari megger tersebut. Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang
dipilih tidak hanya tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap
tegangan kerja (system tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan
diuji isolasinya.
Dewasa ini telah banyak pula megger yang mengeluarkan
tegangan tinggi, yang didapatkannya dari baterai sebesar 8 – 12 volt (megger
dengan sistem elektronis).Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan
tinggi yang jauh lebih stabil dibanding megger dengan generator yang diputar
dengan tangan.
Gambar rangkaian dasar megger adalah sebagaimana
dibawah ini :
Megger ini banyak digunakan
petugas dalam mengukur tahanan isolasi pada
:
·
Kabel
instalasi pada rumah-rumah / bangunan
·
Kabel tegangan rendah
·
Kabel tegangan tinggi
·
Transformator,
OCB dan peralatan listrik lainnya.
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui benar/tidaknya
urutan phasa system tegangan listrik-3 phasa. Alat ini sangat penting arti
khususnya dalam melaksanakan penyambungan gardu-gardu ataupun konsumen listrik,
karena kesalahan urutan phasa dapat menimbulkan
:
·
Kerusakan
pada peralatan/mesin antara lain putaran motor listrik terbalik
·
Putaran
piringan Kwh meter menjadi lambat ataupun terhenti sama sekali, dll
Cara penyambungannya adalah sebagaimana terlihat pada
gambar dibawah ini :
Sesuai dengan keterangan
diatas alat ukur ini sangat diperlukan petugas dalam melaksanakan penyambungan
listrik pada Pusat-pusat pembangkit, gardu hubung,
Gardu induk, gardu distribusi, konsumen listrik lainnya.
2.1. ALAT UKUR DENGAN MENGGUNAKAN TRAFO-UKUR
Untuk mengukur satuan listrik
dengan besaran yang lebih besar, maka alat ukur mempunyai keterbatasan. Karena
semakin tinggi besaran yang diukur secara langsung diperlukan peralatan dengan
ukuran fisik yang lebih besar. Hal ini tentu tidak dimungkinkan, maka
penggunaan alat bantu berupa trafo-ukur sangat diperlukan. Dengan demikian cara
pembacaannya menjadi tidak langsung, karena harus dikalikan dengan perbandingan
penurunan besaran listrik yang diakibatkan oleh trafo-ukur tersebut.
Ada 2 ( dua ) macam trafo ukur
yang digunakan untuk pengukuran, yaitu trafo arus dan trafo tegangan
1.Trafo arus digunakan untuk menurunkan
arus dengan perbandingan transformasi
tertentu dan sekaligus mengisolasi peralatan ukur dari tegangan sistem yang
diukur
2.Trafo tegangan digunakan untuk menurunkan
tegangan sistem dengan perbandingan transformasi tertentu.
220 V.Ip ~ = Max
400 A
a = Ns/Np = Ip / Is
b = NS . IS = NP . IP
c. Ns/Np adalah perbandingan
teoritis, dimana = a
d. Ip / Is adalah perbandingan
praktis, dimana = 400/5 = 8 (lihat gambar)
karena NP = I jadi a = 80
maka IP = NS . IS
sama juga Ns/ Np = Ns/I = NS = Ip/ Is = 80
IP = 80 . 5 = 400 A
(terbukti)
220 V.Ip ~ = Max 100 A
a = Ns/Np = Ip / Is
a = 1 : 20
atau NP . IP
= NS . IS karena
NP = 1
maka = IP
= NS . IS
a = Ratio perbandingan
A = Ampere meter
2.1. MACAM-MACAM ALAT UKUR UNTUK
KEPERLUAN PEMELIHARAAN
Berdasarkan fungsinya pada
kegiatan pemeliharaan distribusi alat ukur yang digunakan antara lain :
1. Multi Tester
Biasa
disebut juga dengan AVO meter digunakan :
o Untuk mengukur
tegangan sumber arus searah alat kontrol, proteksi, kumparan pembuka /penutup
alat hubung
o Untuk mengukur
sumber arus bolak – balik tegangan rendah untuk pemanas
o Untuk mengukur
kontinyuitas sambungan kabel – kabel kontrol.
2. Meter
Tahanan Isolasi
Biasa
disebut Meger, untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan menengah
maupun tegangan rendah. Untuk
instalasi tegangan menengah digunakan Meger dengan batas ukur Mega sampai Giga
Ohm dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan 10.000 Volt arus searah. Untuk
instalasi tegangan rendah digunakan Meger dengan batas ukur sampai Mega Ohm dan
tegangan alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt arus searah. Ketelitian
hasil ukur dari meger juga ditentukan oleh cukup tegangan batere yang dipasang
pada alat ukur tersebut
3. Meter
Tahanan Pentanahan
Biasa
disebut dengan Meger Tanah atau Earth
Tester, digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan kerangka kubikel dan pentanahan kabel. Terminal alat ukur
terdiri dari 3 ( tiga ) buah, 1 ( satu ) dihubungkan dengan elektroda yang akan
diukur nilai tahanan pentanahannya dan 2 ( dua ) dihubungkan dengan elektroda
bantu yang merupakan bagian dari alat ukurnya. Ketelitian hasil tergantung dari
cukupnya energi yang ada pada batere.
4. Meter
Tahanan Kontak
Biasa
disebut dengan Micro Ohm meter dan
digunakan untuk mengukur tahanan antara terminal masuk dan terminal keluar pada
alat hubung utama kubikel. Nilai yang dihasilkan adalah dalam besaran micro
atau sepersatu juta ohm. Dua
terminal alat ukur yang dihubungkan ke terminal masuk dan keluar akan
mengalirkan arus searah dengan nilai minimal 200 Amper. Sebenarnya yang terukur pada alat ukurnya
adalah jatuh tegangan antara 2 ( dua ) terminal
yang terhubung dengan alat ukur, tetapi kemudian nilainya dikalibrasikan
menjadi satuan micro ohm.
5. Meter
Urutan Fasa
Banyak
nama yang dipakai untuk menyebutkan alat ini, misalnya : Phase Squence
Indicator, Drivelt meter, meter medan putar. Gunanya
untuk memeriksa urutan fasa pada saat tegangan sudah masuk ke kubikel. Ada 3 (
tiga ) terminal yang masing dihubungkan ke terminal kontrol tegangan yang
biasanya menjadi satu dengan lampu indikator.
Diagram pengawatan
ARTIKEL INI SANGAT MEMBANTU SAYA SEBAGAI DOSEN, TERIMA KASIH KEPADA PEMILIK ARTIKEL, SALAM DAN SELAMAT BERKARYA UNTUK SEMUA DAN BANGSA TRIMS
BalasHapus